Sabtu, 20 Agustus 2016

Mulailah dengan Bismillah

Kecuali surah at-Taubah, semua surah dalam Al-Qur'an dibuka dengan Bismillah. Ini menunjukkan bagaimana Al-Qur'an memandang realitas. Jelasnya, Al-Qur'an menegaskan bahwa segala sesuatu berasal dari cinta dan kemurahan Tuhan. Karena itulah Nabi saw. tak pernah lupa menyebutkan nama Allah sebelum melakukan apa pun. ltu pulalah yang beliau ajarkan kepada para sahabat dan pengikumya.


Kata rahman dan rahim berasal dari akar kata yang sama, yaitu rahm, yang berarti rahim. Jadi, dapat dikatakan bahwa kasih dan sayang bersumber dari rahim. Kita tahu, janin yang ada dalam rahim benar-benar dirawat, dilindungi, dan diberi rezeki. Karena itulah kata rahm digunakan untuk menggambarkan kepedulian, kasih sayang, pengampunan, dan cinta. Dalam bahasa Arab, kata rahman digunakan untuk menunjukkan intensitas kasih yang sangat besar dan kuat. Jadi, orang yang rahman adalah orang yang sangat peduli, mencintai, dan mengasihi. Sementara, kata rahim, digunakan untuk menunjukkan sifat kasih dan sayang yang seakan tiada akhir (abadi). Jadi, orang yang rahim adalah orang yang cinta dan kepeduliannya tak berubah dan tak pernah berakhir. Jika dikatakan bahwa Allah MahaRahman dan MahaRahim, berarti kasih dan sayang-Nya sangat besar kepada makhluk-Nya dan tidak pernah berakhir. Cinta Allah kepada makhluk tidak pernah sirna dan tidak pernah berkurang intensitasnya.

Jika kita memulai segala sesuatu dengan menyebutkan nama Allah yang Mahakasih dan Mahasayang, niscaya kita akan selalu ingat sifat-sifat Allah ini, yang pada gilirannya akan menumbuhkan kepercayaan bahwa seluruh semesta merupakan wujud rahman dan rahim-Nya. Semua makanan dan nutrisi yang kita butuhkan umuk hidup dan tumbuh telah tersedia dalam proporsi yang sempurna. Kita hidup di dunia ini dengan aman dan terlindungi, kita juga selalu dikasihi dalam keadaan apa pun.
 

Tantangan dan permasalahan hidup yang kita alami mungkin seperti ayunan atau guncangan yang dirasakan janin saat berada dalam rahim ibunya. Respons kita terhadap tantangan dan kesulitan hidup bagaikan peregangan dan gerakan tubuh bayi dalam rahim. Gerakan itu akan membuat tubuh janin semakin kuat dan kokoh. Sama halnya, tantangan dan masalah yang kita hadapi akan membuat kita tabah, matang, dan tumbuh semakin kuat.
Dua puluh tahun pertama usia manusia ditandai dengan pertumbuhan fisikal. Namun, pertumbuhan itu bukanlah tujuan utama kehidupan manusia di dunia ini. Tujuan utama kehidupan adalah pertumbuhan ruhani. Pengalaman dan berbagai masalah akan membantu kita tumbuh lebih dewasa sehingga dapat melihat realitas secara lebih jelas dan lebih jernih. Semua itu juga membantu kita membuka pintu-pintu kebahagiaan yang lebih besar dan lebih langgeng.

Mungkin Anda bilang, "Hmm, ini gagasan yang menarik, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Sulit dipraktikkan. Lihat buktinya, sekian lama aku dirundung berbagai masalah dan kesulitan. Begitu sering aku didera kesulitan yang terjadi bukan karena kesalahanku. Semua orang memperlakukanku secara tidak adil. Bahkan, orang yang selalu kuperlakukan dengan baik pun menyakitiku. Seperti itulah kehidupanku saat ini. Jadi, di manakah cinta dan kasih sayang Tuhan yang kau dengungkan itu?"

Jika Anda memang mengalami penderitaan, saya, atau siapa pun tak dapat menyangkalnya. Namun, ada fakta lain yang lebih penting, yakni bahwa keyakinan kita merupakan kekuatan besar yang mendorong kita meraih kehidupan yang lebih baik. Ada banyak cara dan sudut pandang untuk melihat kenyataan atau pengalaman. Perumpamaannya seperti orang melihat gelas yang separuhnya berisi air. Sebagian mengatakan, gelas itu setengah kosong, sedangkan sebagian lain mengatakan, gelas itu setengah penuh. Cara kira melihat realitas sangat ditentukan oleh keyakinan. Kemudian, cara pandang itu akan memengaruhi keputusan yang kita buat, bagaimana orang lain bereaksi terhadap kita, dan apa yang akan terjadi dalam kehidupan kita di masa depan.

Kedua cara pandang itu akan mengantarkan kita pada dua ujung jalan yang jauh berbeda. Jika kita meyakini masa lalu sebagai tragedi yang menyakitkan maka seperti itu pulalah masa depan yang akan kita alami. Keyakinan itu akan mendorong kita mengalami tragedi-tragedi lainnya. Sebaliknya, jika kita meyakini rahmat dan kasih sayang Allah, kita akan terdorong untuk mencari dan mengenali kebaikan dan kemurahan-Nya pada apa pun yang kita lihat dan alami. Kita akan terus berusaha melakukan kebaikan serta mengasihi diri kita dan orang lain. Lebih jauh, kita akan memandang masa depan lebih optimis dan penuh percaya diri.

Sangat penting untuk memiliki keyakinan bahwa kehidupan ini baik. Tetapi keyakinan seperti itu tidak muncul begitu saja dengan membaca esai atau melalui obrolan santai. Kita harus memusatkan perhatian dan berupaya sepenuh hati agar memiliki pandangan positif terhadap kehidupan. Mungkin banyak orang yang fasih berbicara tentang optimisme dan kepercayaan diri, tetapi semua itu tidak meresap dalam hati mereka. Optimisme dan kepercayaan diri tidak menjadi ruh yang memenuhi dada dan pikiran mereka. Akibatnya, mereka tetap menjadi orang yang pesimis dan takut menghadapi kehidupan.

Salah satu cara agar kita memiliki pandangan yang baik terhadap kehidupan adalah merenungkan serta meneladani sifat rahman dan rahim Allah. Luangkanlah beberapa waktu setiap hari unruk merenung. Selama waktu itu, pikirkanlah berapa Tuhan sangat mcncintai kita dan terus menunjukkan kepedulian-Nya.

Sebagai contoh, saat kita masih bayi, kita adalah makhluk yang lemah tanpa daya. Allah menunjukkan kasih sayang dan kepedulian-Nya dengan menyediakan orangtua untuk merawat kita. Di saat kita sakit, Allah mengirim orang untuk merawat dan membantu kita hingga sembuh. Pada awalnya, kita adalah makhluk yang lemah dan bodoh, tidak bisa membaca atau menulis, tetapi Allah memberi kita kesempatan untuk belajar dan mencari ilmu. Dan ketika kita hidup menderita tanpa penghasilan apalagi kekayaan, Allah mcmberi kita rezeki dan karunia-Nya.

Setelah merenungkan sifat rahman dan rahim Allah, ingat pula berbagai peristiwa yang Anda alami hari ini dan orang yang membuat Anda merasa lebih baik. Sebagai contoh, saya ingat kawan di kantor yang memuji dan menghargai pekerjaan saya, teman yang menyapa lewat telepon, orang tak dikenal yang tersenyum ramah, gaji yang sudah saya terima, sambutan hangat keluarga saat saya pulang ke rumah, makan malam yang menyenangkan bersama keluarga, dan banyak hal baik lain. Mengingat semua kebaikan itu akan membuat kita semakin yakin bahwa hidup diliputi kebaikan dan berkah.

Ingat juga nikmat dan karunia yang Allah sediakan untuk kita di dunia ini. Allah menyediakan udara yang dibutuhkan untuk bernapas, begitu pula matahari yang menjadi sumber energi bagi semesta. Dan banyak nikmat serta kesenangan lain yang Allah karuniakan untuk kita. Angin sejuk yang berembus saat kita merasa kepanasan, bunga-bunga yang mekar di musim semi, begitu juga pepohonan yang menghijau; daun-daun yang jatuh di musim gugur; tupai yang melompat di halaman belakang, burung camar yang terbang di atas kepala, serta aneka keindahan dan kebaikan lain yang semuanya menunjukkan keagungan dan kasih sayang Allah.

Ketika Anda terus merenungkan kemurahan Allah dan berbagai kebaikan yang Anda alami, niscaya perasaan dicintai dan dikasihi semakin kuat tertanam dalam hati Anda. Jika setiap saat Anda merenungkan kebaikan hidup yang Anda alami, niscaya Anda semakin merasa dikasihi. Semakin terbiasa Anda mengingat kebaikan, Anda akan merasa semakin percaya diri dan yakin bahwa masa depan akan lebih baik. Rasa syukur akan senantiasa menghiasi hati Anda. Lebih dari itu, keimanan Anda terhadap kemurahan dan kemuliaan Allah akan tumbuh semakin kuat.

Semakin sering kita merenungkan betapa Allah mencintai kita, semakin terbuka hati kita untuk menyerap cinta-Nya. Jika hati kita telah dipenuhi rasa cinta kepada Allah, pasti kita tidak akan lagi mereka sakit apalagi menderita dalam keadaan apa pun. Selamanya kita merasa tenang dan bahagia. Kita akan menghadapi kesulitan dan permasalahan dengan hati yang tenang dan penuh keyakinan kepada Allah. Ketenangan jiwa seperti itu akan terpancar melalui raut wajah yang cerah ceria. Tak hanya itu, kita pun akan senantiasa berprasangka baik kepada orang lain.

Membiasakan diri mengucapkan basmalah sebelum melakukan apa pun merupakan upaya penting untuk terus mengingat kasih sayang dan kemurahan Allah. Setiap kali mengucapkan basmalah, hati dan jiwa kita akan diliputi perasaan tenang dan nyaman karena yakin akan kemurahan Allah. Dengan cara itu, kita akan merasakan kehadiran Allah kapan pun dan di mana pun kita berada.

Selayaknya kita mengikuti teladan Rasulullah saw., yang selalu memulai segala sesuatu dengan mengingat kemurahan dan cinta Allah, apalagi ketika hendak memulai suatu tugas yang penting. Jadi, kita menghadapi dan melakukan apa pun dengan penuh cinta. Kita akan melihat bahwa peran apa pun yang kita mainkan di dunia ini merupakan sarana untuk menyalurkan cinta Tuhan kepada dunia. Kita akan mencintai orang lain karena yakin bahwa diri kita pun dicintai dan dikasihi. Kita memberi dan berbagi dengan orang lain karena kita pun mendapatkan nikmat dan kebaikan yang tak terkira.

Inilah resep pertama untuk meraih hidup bahagia. Jika Anda telah mencintai Allah dan meyakini kemurahan-Nya, Anda akan selalu merasa terjaga dan terlindungi dalam keadaan apa pun. Dengan mengingat kemurahan Allah setiap saat, kita akan merasa yakin bahwa kesulitan sebesar apa pun dapat kita hadapi.

Disadur dari buku "Al-Quran untuk Hidupmu", Dr. Sultan Abdulhameed, Penerbit Zaman, 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar