Kecuali surah at-Taubah, semua surah dalam Al-Qur'an dibuka dengan Bismillah. Ini menunjukkan bagaimana Al-Qur'an memandang realitas.
Jelasnya, Al-Qur'an menegaskan bahwa segala sesuatu berasal dari cinta
dan kemurahan Tuhan. Karena itulah Nabi saw. tak pernah lupa menyebutkan
nama Allah sebelum melakukan apa pun. ltu pulalah yang beliau ajarkan
kepada para sahabat dan pengikumya.
Kata rahman dan rahim berasal dari akar kata yang sama, yaitu rahm,
yang berarti rahim. Jadi, dapat dikatakan bahwa kasih dan sayang
bersumber dari rahim. Kita tahu, janin yang ada dalam rahim benar-benar
dirawat, dilindungi, dan diberi rezeki. Karena itulah kata rahm
digunakan untuk menggambarkan kepedulian, kasih sayang, pengampunan, dan
cinta. Dalam bahasa Arab, kata rahman digunakan untuk
menunjukkan intensitas kasih yang sangat besar dan kuat. Jadi, orang
yang rahman adalah orang yang sangat peduli, mencintai, dan mengasihi.
Sementara, kata rahim, digunakan untuk menunjukkan sifat kasih dan
sayang yang seakan tiada akhir (abadi). Jadi, orang yang rahim
adalah orang yang cinta dan kepeduliannya tak berubah dan tak pernah
berakhir. Jika dikatakan bahwa Allah MahaRahman dan MahaRahim, berarti
kasih dan sayang-Nya sangat besar kepada makhluk-Nya dan tidak
pernah berakhir. Cinta Allah kepada makhluk tidak pernah sirna dan tidak
pernah berkurang intensitasnya.
Jika kita memulai
segala sesuatu dengan menyebutkan nama Allah yang Mahakasih dan
Mahasayang, niscaya kita akan selalu ingat sifat-sifat Allah ini, yang
pada gilirannya akan menumbuhkan kepercayaan bahwa seluruh semesta merupakan wujud rahman dan rahim-Nya.
Semua makanan dan nutrisi yang kita butuhkan umuk hidup dan tumbuh
telah tersedia dalam proporsi yang sempurna. Kita hidup di dunia ini
dengan aman dan terlindungi, kita juga selalu dikasihi dalam keadaan apa
pun.
Tantangan dan permasalahan hidup yang kita alami mungkin
seperti ayunan atau guncangan yang dirasakan janin saat berada dalam
rahim ibunya. Respons kita terhadap tantangan dan kesulitan hidup
bagaikan peregangan dan gerakan tubuh bayi dalam rahim. Gerakan itu akan
membuat tubuh janin semakin kuat dan kokoh. Sama halnya, tantangan dan
masalah yang kita hadapi akan membuat kita tabah, matang, dan tumbuh
semakin kuat.
Dua puluh tahun pertama usia manusia
ditandai dengan pertumbuhan fisikal. Namun, pertumbuhan itu bukanlah
tujuan utama kehidupan manusia di dunia ini. Tujuan utama kehidupan
adalah pertumbuhan ruhani. Pengalaman dan berbagai masalah akan membantu
kita tumbuh lebih dewasa sehingga dapat melihat realitas secara lebih
jelas dan lebih jernih. Semua itu juga membantu kita membuka pintu-pintu
kebahagiaan yang lebih besar dan lebih langgeng.
Mungkin
Anda bilang, "Hmm, ini gagasan yang menarik, tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan. Sulit dipraktikkan. Lihat buktinya, sekian lama aku
dirundung berbagai masalah dan kesulitan. Begitu sering aku didera
kesulitan yang terjadi bukan karena kesalahanku. Semua orang
memperlakukanku secara tidak adil. Bahkan, orang yang selalu
kuperlakukan dengan baik pun menyakitiku. Seperti itulah kehidupanku
saat ini. Jadi, di manakah cinta dan kasih sayang Tuhan yang kau
dengungkan itu?"
Jika Anda memang mengalami
penderitaan, saya, atau siapa pun tak dapat menyangkalnya. Namun, ada
fakta lain yang lebih penting, yakni bahwa keyakinan kita merupakan
kekuatan besar yang mendorong kita meraih kehidupan yang lebih baik. Ada
banyak cara dan sudut pandang untuk melihat kenyataan atau pengalaman.
Perumpamaannya seperti orang melihat gelas yang separuhnya berisi air.
Sebagian mengatakan, gelas itu setengah kosong, sedangkan sebagian lain
mengatakan, gelas itu setengah penuh. Cara kira melihat realitas sangat
ditentukan oleh keyakinan. Kemudian, cara pandang itu akan memengaruhi
keputusan yang kita buat, bagaimana orang lain bereaksi terhadap kita,
dan apa yang akan terjadi dalam kehidupan kita di masa depan.
Kedua
cara pandang itu akan mengantarkan kita pada dua ujung jalan yang jauh
berbeda. Jika kita meyakini masa lalu sebagai tragedi yang menyakitkan
maka seperti itu pulalah masa depan yang akan kita alami. Keyakinan itu
akan mendorong kita mengalami tragedi-tragedi lainnya. Sebaliknya, jika
kita meyakini rahmat dan kasih sayang Allah, kita akan terdorong untuk
mencari dan mengenali kebaikan dan kemurahan-Nya pada apa pun yang kita
lihat dan alami. Kita akan terus berusaha melakukan kebaikan serta
mengasihi diri kita dan orang lain. Lebih jauh, kita akan memandang masa
depan lebih optimis dan penuh percaya diri.
Sangat
penting untuk memiliki keyakinan bahwa kehidupan ini baik. Tetapi
keyakinan seperti itu tidak muncul begitu saja dengan membaca esai atau
melalui obrolan santai. Kita harus memusatkan perhatian dan
berupaya sepenuh hati agar memiliki pandangan positif terhadap
kehidupan. Mungkin banyak orang yang fasih berbicara tentang optimisme
dan kepercayaan diri, tetapi semua itu tidak meresap dalam hati mereka.
Optimisme dan kepercayaan diri tidak menjadi ruh yang memenuhi dada dan
pikiran mereka. Akibatnya, mereka tetap menjadi orang yang pesimis dan
takut menghadapi kehidupan.
Salah satu cara agar kita memiliki pandangan yang baik terhadap kehidupan adalah merenungkan serta meneladani sifat rahman dan rahim
Allah. Luangkanlah beberapa waktu setiap hari unruk merenung. Selama
waktu itu, pikirkanlah berapa Tuhan sangat mcncintai kita dan terus
menunjukkan kepedulian-Nya.
Sebagai contoh, saat kita
masih bayi, kita adalah makhluk yang lemah tanpa daya. Allah menunjukkan
kasih sayang dan kepedulian-Nya dengan menyediakan orangtua untuk
merawat kita. Di saat kita sakit, Allah mengirim orang untuk merawat dan
membantu kita hingga sembuh. Pada awalnya, kita adalah makhluk yang
lemah dan bodoh, tidak bisa membaca atau menulis, tetapi Allah
memberi kita kesempatan untuk belajar dan mencari ilmu. Dan ketika kita
hidup menderita tanpa penghasilan apalagi kekayaan, Allah mcmberi kita
rezeki dan karunia-Nya.
Setelah merenungkan sifat rahman dan rahim
Allah, ingat pula berbagai peristiwa yang Anda alami hari ini dan orang
yang membuat Anda merasa lebih baik. Sebagai contoh, saya ingat kawan
di kantor yang memuji dan menghargai pekerjaan saya, teman yang menyapa
lewat telepon, orang tak dikenal yang tersenyum ramah, gaji yang sudah
saya terima, sambutan hangat keluarga saat saya pulang ke rumah, makan
malam yang menyenangkan bersama keluarga, dan banyak hal baik lain. Mengingat semua kebaikan itu akan membuat kita semakin yakin bahwa hidup diliputi kebaikan dan berkah.
Ingat
juga nikmat dan karunia yang Allah sediakan untuk kita di dunia ini.
Allah menyediakan udara yang dibutuhkan untuk bernapas, begitu pula
matahari yang menjadi sumber energi bagi semesta. Dan banyak nikmat
serta kesenangan lain yang Allah karuniakan untuk kita. Angin sejuk yang
berembus saat kita merasa kepanasan, bunga-bunga yang mekar di musim
semi, begitu juga pepohonan yang menghijau; daun-daun yang jatuh di
musim gugur; tupai yang melompat di halaman belakang, burung camar yang
terbang di atas kepala, serta aneka keindahan dan kebaikan lain yang
semuanya menunjukkan keagungan dan kasih sayang Allah.
Ketika
Anda terus merenungkan kemurahan Allah dan berbagai kebaikan yang Anda
alami, niscaya perasaan dicintai dan dikasihi semakin kuat tertanam
dalam hati Anda. Jika setiap saat Anda merenungkan kebaikan hidup yang
Anda alami, niscaya Anda semakin merasa dikasihi. Semakin terbiasa Anda
mengingat kebaikan, Anda akan merasa semakin percaya diri dan yakin
bahwa masa depan akan lebih baik. Rasa syukur akan senantiasa menghiasi
hati Anda. Lebih dari itu, keimanan Anda terhadap kemurahan dan
kemuliaan Allah akan tumbuh semakin kuat.
Semakin
sering kita merenungkan betapa Allah mencintai kita, semakin terbuka
hati kita untuk menyerap cinta-Nya. Jika hati kita telah dipenuhi rasa
cinta kepada Allah, pasti kita tidak akan lagi mereka sakit apalagi
menderita dalam keadaan apa pun. Selamanya kita merasa tenang dan
bahagia. Kita akan menghadapi kesulitan dan permasalahan dengan hati
yang tenang dan penuh keyakinan kepada Allah. Ketenangan jiwa seperti
itu akan terpancar melalui raut wajah yang cerah ceria. Tak hanya itu,
kita pun akan senantiasa berprasangka baik kepada orang lain.
Membiasakan
diri mengucapkan basmalah sebelum melakukan apa pun merupakan upaya
penting untuk terus mengingat kasih sayang dan kemurahan Allah. Setiap
kali mengucapkan basmalah, hati dan jiwa kita akan diliputi perasaan
tenang dan nyaman karena yakin akan kemurahan Allah. Dengan cara itu,
kita akan merasakan kehadiran Allah kapan pun dan di mana pun kita
berada.
Selayaknya kita mengikuti teladan Rasulullah
saw., yang selalu memulai segala sesuatu dengan mengingat kemurahan dan
cinta Allah, apalagi ketika hendak memulai suatu tugas yang penting.
Jadi, kita menghadapi dan melakukan apa pun dengan penuh cinta. Kita
akan melihat bahwa peran apa pun yang kita mainkan di dunia ini
merupakan sarana untuk menyalurkan cinta Tuhan kepada dunia. Kita akan
mencintai orang lain karena yakin bahwa diri kita pun dicintai dan
dikasihi. Kita memberi dan berbagi dengan orang lain karena kita pun
mendapatkan nikmat dan kebaikan yang tak terkira.
Inilah
resep pertama untuk meraih hidup bahagia. Jika Anda telah mencintai
Allah dan meyakini kemurahan-Nya, Anda akan selalu merasa terjaga dan
terlindungi dalam keadaan apa pun. Dengan mengingat kemurahan Allah
setiap saat, kita akan merasa yakin bahwa kesulitan sebesar apa pun
dapat kita hadapi.
Disadur dari buku "Al-Quran untuk Hidupmu", Dr. Sultan Abdulhameed, Penerbit Zaman, 2012

Tidak ada komentar:
Posting Komentar